Selasa, 24 November 2020

Dua Strategi Pemerintah RI Dalam Upaya Meng-Indonesia-kan Wilayah Geografi West Papua

[By;Kristian Griapon, 23 November 2020].

Dua Strategi Pemerintah Republik Indonesia dalam upaya meng-Indonesia-kan Wilayah Geografi West Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Yang pertama melalui “pendekatan diplomasi politik luar negeri”, dan yang kedua melalui “tindakan preventif (soft action) melalui kebijakan politik dalam negeri, dan didukung tindakan represif (crackdown) terhadap ekspresi hak penentuan nasib sendiri pribumi Papua” oleh alat kekuasaan negara (TNI-POLRI).

Diplomasi Politik Luar Negeri.


































Dalam diplomasi politik luar negeri, Indonesia menggunakan pendekatan hubungan bilateral di kawasan Pasifik terutama terhadap negara-negara yang di pandang sangat sensitif atau riskan terhadap pergeseran isu hak penentuan nasib sendiri pribumi Papua ke dunia Internasional, memasuki Negara lain (keluar dari Indonesia).

Australia adalah negara yang mempunyai hubungan emosional dengan Indonesia, sehubungan dengan negara itu mempunyai andil dalam mendorong kemerdekaan Indonesia melalui Dewan Keamanan PBB pada tahun 1940-an. Pada saat itu Indonesia tidak layak menjadi sebuah Negara berdasarkan wilayah geografi, sehingga rancangan Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi solusi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.

Kini Australia menjadi negara yang sedang diwaspadai oleh Indonesia setelah Timor-Timur terlepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, membentuk sebuah Negara Republik Demokratik Timor Leste.

Australia sebuah negara kunci di Indo-Pasifik, menjadi serif AS melalui hubungan Unilateral Fakta Pertahanan ANZUS di kawasan regional pasifik, dalam mengawal kepentingan AS menghadapi perang dingin. Indonesia dan Negara-negara lain di sekitar Australia di bawah Kontrolnya pada masa perang dingin, dan Indonesia sendiri pada masa perang dingin merasa aman terhadap isu hak penentuan nasib sendiri pribumi Papua, dengan membangun hubungan yang lebih dekat dengan Negara Australia. 

Papua New Guinea (PNG) sebuah Negara yang dimerdekakan oleh Australia pada, 16 September 1975, mempunyai hubungan sanak-saudara dengan bangsa West Papua di bagian barat Pulau New Guinea. Pemerintahan PNG tidak dapat berbuat banyak untuk mencegah berbagai kasus tindakan pelanggaran HAM yang terjadi terhadap bangsa West Papua di sebelah barat Negara itu (PNG), yang dilakukan oleh kekuasaan Negara Republik Indonesia (NKRI), karena terikat 0leh perjanjian kerja sama dalam hubungan bilateral, didasari pada prinsip non intervensi urusan dalam negeri masing-masing negara.

Dibawah kontrol pemerintah Australia hubungan bilateral Indonesia – PNG dimulai sejak tahun 1973 yaitu dua tahun sebelum PNG memperoleh kemerdekaan pada tahun 1975 dari Australia, dan sejak itu hubungan bilateral RI-PNG mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, langkah stategis Indonesia untuk membendung pergeseran isu politik hak penentuan nasib sendiri pribumi Papua di New Guinea bagian Barat, bergeser ke wilayah Negara PNG di bagian timur dan dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri pemerintah PNG.

Secara konsisten pemerintah PNG mendukung kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia atas wilayah West Papua, dan melarang keras kegiatan kelompok TPN/OPM di wilayah PNG yang dapat merugikan kepentingan Republik Indonesia. Setiap tahunnya, aparat keamanan PNG telah menginstruksikan dengan tegas pengibaran bendera Bintang Kejora pada upacara peringatan HUT West Papua 1 Desember yang dirayakan oleh kelompok pengungsi masyarakat Papua garis keras di PNG. Dan pada forum regional Pacific Island Forums (PIF), maupun Melanesian Spearhead Group (MSG) Pemerintah PNG selalu menolak agenda untuk membicarakan West Papua.

Langkah strategis Indonesia yang sama dalam hubungan bilateral dengan PNG dikembangkan ke Negara-negara di kawasan regional pasifik untuk mencegah berkembangnya isu hak penentuan nasib sendiri pribumi Papua di wilayah geografi West Papua, dan Kepulauan Solomon negara anggota MSG yang vocal terhadap hak penentuan nasib sendiri pribumi Papua, harus melunak setelah Indonesia berhasil melakukan pendekatan melalui hubungan bilateral.

Tindakan Preventif Dan Represif Di dalam Negeri.













Pada masa perang dingin, Indonesia begitu muda dapat mengontrol dan mengendalikan berbagai pergerakan kemerdekaan rakyat Papua melalui strategi operasi intelijen (perang tertutup). Operasi intelijen adalah langkah preventif bertujuan mengeliminir ideology kemerdekaan West Papua.

Memasuki perkembangan global setelah perang dingin berakhir pada tahun 1991, dunia dihadapkan pada transisi perubahan nilai-nilai peradaban baru, yang berorientasi pada “Demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), Liberalisme, dan Universalisme”.

Perubahan nilai-nilai peradaban baru, bertendensi terhadap keterbukaan (transfaransi) didororong oleh liberalisme yang menempatkan demokrasi dan hak asasi manusia secara universal memasuki ruang ketatanegaraan dunia menembus batas-batas negara, dan menggeser tirani otoritarianisme yang menempatkan manusia sebagai budak kekuasaan.

Indonesia salah satu Negara yang tidak bisa menghindari perubahan nilai-nilai peradaban baru yang ditandai oleh era reformasi di Indonesia dengan ditumbangnya rezim orde baru pada 21 Mei 1998.

Era reformasi di Indonesia membuka ruang demokrasi di Indonesia, dan mendorong tuntutan hak penentuan nasib sendiri pribumi Papua muncul kepermukaan, ditandai Tim 100 masyarakat Papua menyampaikan aspirasi penentuan nasib sendiri rakyat Papua sebagai suatu bangsa secara langsung dan terbuka kepada persiden RI ke-3 B J.Habibie di Istana Negara Jakarta pada tahun 1999. Dan puncak dari perenungan aspirasi itu dilaksanakan konggres Rakyat Papua II tahun 2000 di Port Numbay West Papua.

Konggres II melahirkan agenda pelurusan sejarah Papua. Agenda itu digiring oleh Jakarta dibawah kepemimpinan presiden RI ke-4 Megawati Sukarno Putri melahirkan otonomi khusus Papua dengan UU No 21 tahun 2001, bagian dari tindakan preventif (soft action) melalui kebijakan politik Jakarta menghadang hak penentuan nasib sendiri pribumi Papua.

Era reformasi membawa perubahan di Indonesia kearah kehidupan Negara berdemokrasi, pergeseran kekuasaan militeristik ke arah tatanan kehidupan masyarakat sipil hanya bertahan seumur jagung (1998-2000).

Terpilihnya Megawati Sukarno Putri menjadi presiden RI ke-4 didukung oleh barisan militer garis keras (nasionalisme), pertanda buruk bagi proses demokrasi di Indonesia. Militerisme dihidupkan kembali dibawah symbol “NKRI HARGA MATI”.

Ruang demokrasi di Papua ditutup ditandai terbunuhnya pemimpin besar pribumi Papua Dortheys.Hiyo.Eluay pada 10 November 2001, bertepatan langsung dengan hari pahlawan Indonesia.

Otonomi khusus Papua merupakan kamuflase politik Jakarta, hal itu dapat diamati dari berbagai tindakan represif militer Indonesia (TNI-POLRI) di West Papua maupun di daerah Indonesia diluar wilayah West Papua, terhadap tuntutan hak demokrasi pribumi Papua yang bersinggungan langsung dengan hak-hak kewilayahan geografi West Papua, yaitu hak-hak sipil dan Politik (Sipol), serta hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya (Ekosob).

Dari sudut pandang filosofis politik ketatanegaraan di Indonesia, UU OTSUS Papua Nomor.21 Tahun 2001, dapat dikatakan uji coba (trial and errol) Proses pemantapan integrasi nasional atas wilayah West Papua untuk meredam Ideology Papua Merdeka, yang pada prinsipnya melibatkan dua problema dasar, yaitu:

Pertama: Bagaimana membuat Pribumi Papua harus tunduk, taat dan patuh kepada tuntutan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kedua: Bagaimana meningkatkan konsensus normatif yang mengatur tingkah laku politik masyarakat atau individu-individu yang ada di dalam cakupan Otonomi Khusus itu.

Dua problema dasar itu dijadikan konsep dasar guna pengembangan metode untuk mencari jalan penyelesaian masalah West Papua menjadi bagian Integrasi Wilayah Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa melibatkan pribumi Papua.

Indikasinya jelas, sejak otonomi khusus Papua diberlakukan hingga memasuki masa berakhirnya, pemerintah pusat telah menggunakan alat kekuasaan Negara yang berlebihan. Melalui tindakan represif TNI dan POLRI, memaksa pribumi Papua harus tunduk dan taat terhadap kemauan Jakarta, dan hal tersebut telah menimbulkan berbagai tindakan, penindasan, terjadi ketidak adilan, yang pada prinsipnya melanggar hak-hak sipol dan ekosob pribumi Papua diatas negeri mereka West Papua.

Teramati dua pendekatan dalam negeri untuk meredam isu hak penentuan nasib sendiri pribumi Papua, yaitu melalui tindakan lunak (soft action) bersifat preventif, diberlakukan berbagai kebijakan politik yang berorientasi nasional di wilayah West Papua, menjadikan wilayah terbuka bagi migran Indonesia untuk menetap dan berasimilasi terhadap pribumi Papua tanpa adanya proteksi kewilayahan yang menjamin hak dasar pribumi Papua diatas negeri mereka. Berbagai kebijakan pemerintah pusat yang berorientasi nasional di West Papua didukung secara represif oleh alat kekuasaan Negara (TNI-POLRI) tanpa peduli terhadap hak-hak komunal pribumi Papua. 

Dampak dari berbagai kebijakan (soft action) Jakarta yang berorientasi nasional di West Papua, melahirkan tidakan keras (crackdown) oleh alat kekuasaan Negara (TNI-POLRI) untuk mendukung kebijakan Jakarta, sehingga terbentur dengan hak-hak sipol dan ekosob (hak komunal) pribumi Papua yang berakibat fatal, terjadi berbagai kasus tindakan kekerasan yang mengarah pada dugaan pelanggaran HAM berat yang kini menjadi keprihatinan komunitas internasional.(Kgr)

 

Jumat, 13 November 2020

Operasi Online Upaya Baru untuk Menggoyahkan Perjuangan Kemerdekaan West Papua

Social Media West Papua 

 

Benjamin Strick

Operasi pengaruh online baru yang berupaya melawan gerakan kemerdekaan Papua Barat tampaknya telah muncul di situs media sosial terkemuka. Penemuan itu terjadi kira-kira satu tahun setelah jaringan serupa dari akun palsu ditemukan oleh Bellingcat.

Meskipun web baru yang terdiri dari 100 dan 200 akun sejauh ini hanya berdampak kecil, tampaknya tersebar di Twitter, Facebook, Youtube dan Instagram, menggunakan metode yang sebelumnya tidak didokumentasikan dalam percakapan online seputar kemerdekaan Papua Barat.

Ini termasuk penyebaran akun dengan gambar profil palsu yang dihasilkan melalui alat pembelajaran mesin serta penggunaan postingan berbahasa Belanda dan Jerman yang tampaknya dirancang untuk memengaruhi perdebatan di luar negeri.

Namun jaringan tersebut juga menerapkan praktik yang terungkap selama penyelidikan sebelumnya, seperti penggunaan akun palsu dengan gambar profil curian, infografis anti-kemerdekaan, dan situs berita yang dihosting sendiri untuk menyebarkan konten yang mendukung otonomi khusus bagi Papua Barat, bukan kemerdekaan penuh.

https://twitter.com/i/status/1306978935503302659

@ - S
eminggu terakhir telah terjadi peningkatan dalam tulisan akun palsu pro-Indonesia dalam bahasa Belanda untuk mempengaruhi perdebatan tentang kemerdekaan Papua Barat. Tweet tersebut terutama menggunakan #FreeWestPapua tag . Utas ini untuk menunjukkan contoh akun berdampak rendah
👇

terpisah Penelitian oleh Universitas Leiden di Belanda tampaknya menjadi yang pertama mempublikasikan temuan di jaringan baru setelah merilis studinya sendiri awal pekan ini. Tidak jelas apakah akun yang ditemukan dalam penelitian ini adalah akun yang sama yang ditemukan oleh Bellingcat yang juga telah menyelidiki masalah ini secara independen selama sebulan terakhir.

Pekerjaan Bellingcat sebelumnya tentang topik ini mengungkapkan operasi pengaruh lintas platform besar yang berkaitan dengan Papua Barat pada Oktober 2019, menghubungkannya dengan perusahaan komunikasi yang berbasis di Jakarta bernama InsightID. Platform media sosial kemudian membersihkan banyak konten, , halaman dan akun yang terlibat, sementara InsightID ditutup dan menghilang sepenuhnya.

Siapa atau apa yang ada di balik jaringan akun baru tidak jelas pada tahap ini.

Bellingcat telah membuat Twitter, Facebook, Instagram, dan YouTube mengetahui akun-akun yang ditemukan. Twitter menyatakan telah "menangguhkan" akun yang disorot sejalan dengan manipulasi platform dan kebijakan spamnya. YouTube dan Facebook, yang memiliki Instagram, tidak menanggapi permintaan komentar sebelum dipublikasikan.

Konflik di Jalanan; Dominasi Online

Perdebatan tentang kemerdekaan Papua Barat telah berlangsung lama dan diperjuangkan dengan sengit .

Sebuah bekas koloni Belanda yang kaya mineral, Papua Barat menjadi bagian dari Indonesia setelah referendum 1969 yang kontroversial . Banyak orang Papua Barat masih merindukan kemerdekaan dan mengklaim mereka secara teratur menghadapi rasisme dan diskriminasi dari pihak berwenang Indonesia.

Namun, Indonesia tetap teguh menentang prospek kemerdekaan Papua Barat .

Demonstrasi baru-baru ini membuat pasukan Indonesia bentrok dan dilaporkan menembaki pengunjuk rasa pro-kemerdekaan.

Tetapi pertengkaran dan pertempuran juga sedang dilancarkan secara online, dengan upaya yang tampaknya dilakukan untuk memanipulasi percakapan.

Seperti yang ditemukan dalam penelitian kami, penggunaan gambar yang dihasilkan komputer untuk memoles profil pengguna palsu tampaknya menjadi metode utama dalam operasi ini.

Namun praktik ini, meski menarik dan sulit untuk segera dikenali, akhirnya membantu mengungkap jaringan tidak autentik terbaru ini.

Profil Palsu

Saat ini, membuat gambar profil palsu dari orang yang tidak ada itu mudah dan dapat dilakukan dengan mengklik tombol melalui situs web seperti thispersondoesnotexist .

Meskipun alat-alat tersebut bekerja dengan baik, mereka bukannya tidak memiliki kekurangan.

Gambar mungkin terlihat sempurna untuk mata telanjang, tetapi setelah diperiksa lebih dekat dapat mengungkapkan noda seperti rangkaian kerutan yang tak tertandingi atau simetri yang tidak sempurna.

Gambar dibuat melalui apa yang dikenal sebagai Generative Adversarial Network (GAN). Ini adalah kelas framework pembelajaran mesin yang membuat gambar baru dari pilihan gambar dunia nyata lama.

Operasi pengaruh kemungkinan besar menggunakan GAN karena tindakan tersebut mencegah peneliti menggunakan alat pencarian gambar terbalik untuk mengidentifikasi gambar yang mungkin telah dicuri dari profil sosial, seperti yang terjadi dalam tidak autentik sebelumnya operasi pengaruh .

Meskipun demikian, para peneliti mulai mengidentifikasi cara menganalisis gambar GAN. Salah satu petunjuk utama adalah posisi mata. Mereka selalu berada di tempat yang sama, memungkinkan peneliti mengembangkan teknik untuk menemukan mereka.

Ben Nimmo dari firma analisis media sosial, Graphika, 'melapisi' pilihan gambar GAN, yang diidentifikasi dalam jaringan tidak autentik baru-baru ini. Seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah, mata berada di tempat yang persis sama, sesuatu yang tidak akan terjadi dengan foto asli.


Jaringan diidentifikasi di Twitter

Jejaring terbaru terkait isu kemerdekaan Papua Barat pertama kali diidentifikasi di Twitter melalui pemantauan tag #WestPapua dan #PapuanLivesMatter.

Tagar kedua banyak digunakan setelah protes di Papua Barat yang mengambil inspirasi dari Gerakan Black Lives Matter di AS awal tahun ini.

Tidak butuh waktu lama untuk mengetahui bahwa sejumlah akun dengan pengikut yang sangat sedikit melakukan spam pada tag ini dengan konten yang tertaut ke beberapa situs web yang sama.

Pemeriksaan lebih dekat menunjukkan bahwa banyak akun Twitter yang melakukan spam dibuat pada bulan Juni, Juli, dan Agustus 2020. Tanda dari operasi pengaruh sering kali dapat berupa beberapa akun dengan sedikit pengikut, dibuat sekitar waktu yang sama dan dengan fokus tunggal pada satu masalah .

Tangkapan layar di bawah adalah salah satu akun yang dibuat selama periode ini.

 


Salah satu situs web tempat akun tersebut tampaknya sering ditautkan adalah papuanlivesmatter.com.

Artikel-artikel yang dibagikan umumnya menawarkan dukungan terhadap gagasan otonomi khusus bagi Papua Barat daripada kemerdekaan, mendukung pengaruh baik Indonesia atas Papua Barat dan kritis terhadap setiap aktivis yang berbicara menentang otonomi khusus.

Investigasi ini mengumpulkan akun yang menggunakan hashtag populer dan ditautkan ke papuanlivesmatter.com selama dua bulan terakhir. Dari akun tersebut, 21 ditandai untuk pengujian untuk melihat apakah mereka menggunakan gambar yang dihasilkan GAN. Ini hanyalah contoh akun mencurigakan yang memposting artikel dari papuanlivesmatter.com, dengan lebih banyak lagi yang menampilkan gambar profil yang tidak menggunakan wajah manusia atau gambar yang tampaknya dicuri dari Instagram .

Di bawah ini adalah contoh dari 21 akun tersebut untuk tujuan menampilkan detailnya

Inilah wajah-wajah itu dalam tampilan ubin. 

Dengan melihat posisi mata, yang tetap sama di setiap gambar, kita dapat melihat bahwa ini tampaknya dibuat oleh platform pembelajaran mesin. 

Menggali lebih jauh ke dalam gambar-gambar ini, ada juga tanda-tanda lain dari wajah yang dibuat secara sintetis.

Panah pada gambar di atas menyoroti perbedaan dan noda, termasuk alis yang tidak tampak cocok dan topi yang memiliki ketidakkonsistenan di sekitar logo dan pelindung, yang tampaknya memiliki banyak bahan tambahan di sisi kiri.

Gambar ini digunakan sebagai profil akun berbahasa Jerman yang memposting tentang otonomi khusus dan tindakan pencegahan terhadap kelompok yang mencari kemerdekaan, seperti yang terlihat di bawah ini.  


Di beberapa akun berbahasa Inggris di jaringan, upaya telah dilakukan untuk memasukkan biografi singkat, seperti akun di bawah ini yang mengklaim sebagai "reporter Australia" [sic].

Akun lain berkomunikasi dalam bahasa Belanda, dan beberapa berhasil mendapatkan jumlah pengikut yang terhormat. Beberapa pengikut ini tampaknya pengguna Twitter manusia asli


Jaringan tersebut memiliki kecenderungan untuk membuat klaim berita palsu tentang apa pun yang dapat membuat gerakan pro-kemerdekaan menjadi positif atau untuk meragukan banyak argumen yang digunakan oleh aktivis pro-West Papua dan mereka yang mengejar kemerdekaan.

Contohnya dapat dilihat pada tweet di bawah ini yang mendeskripsikan dan tautan ke situs papuanlivesmatter.com dan artikel tentang partai-partai pro-kemerdekaan yang diduga membuat berita 'hoax', atau berita palsu. 


Operasi pengaruh juga tampaknya meluas ke Facebook, menggunakan taktik serupa yang dapat ditemukan di Twitter.

Salah satu istilah khusus yang dapat kami gunakan untuk menemukan akun yang memposting konten yang sama adalah "otonomi khusus di Papua". Melalui 'teman' yang terdaftar di akun ini, dimungkinkan untuk mengidentifikasi akun yang berpotensi tidak autentik. Pengulangan pencarian konten Twitter yang diposkan silang ke Facebook juga mengungkap lebih banyak akun.

Berikut adalah beberapa hasil pencarian tersebut.

Berikut adalah beberapa hasil pencarian tersebut.


Investigasi ini tidak mencari secara ekstensif semua akun yang mungkin ada di Facebook 

Investigasi ini tidak mencari secara ekstensif semua akun yang mungkin ada di Facebook sebagai bagian dari operasi ini, tetapi itu mengidentifikasi sampel dari setidaknya delapan yang akan memberikan metode untuk mengidentifikasi apakah mereka adalah bagian dari jaringan yang sama atau tidak. yang hadir di Twitter.

Kedelapan akun tersebut dinilai validitasnya berdasarkan teman, aktivitas, dan foto profil. Sebagian besar tidak memiliki teman, sementara tiga memiliki paling banyak 10 teman di Facebook - beberapa di antaranya ditautkan satu sama lain atau lebih banyak akun yang menampilkan karakteristik serupa dengan jaringan lainnya.

Gambar profil dari delapan akun, sekali lagi, tampaknya dibuat secara artifisial menggunakan metode GAN, seperti yang dapat dilihat di bawah. 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, gambar GAN yang dicurigai harus selalu dinilai untuk detail ekstra di luar posisi mata.

Misalnya, pada gambar di bawah ini, diambil dari salah satu profil Facebook, kita dapat melihat beberapa titik di mana gambar gagal 'menyatu' dengan benar. Gambar termasuk kacamata umumnya bisa menjadi titik kelemahan untuk gambar yang dibuat GAN.

Dalam kotak yang teridentifikasi, kita dapat melihat bahwa ada garis ekstra, kurangnya simetri dan kurva tidak wajar yang tidak akan muncul dalam gambar alami.

Pada gambar berikutnya, di bawah, kita bisa melihat bahwa salah satu telinga memiliki anting, sedangkan yang lainnya tidak. Telinga di kiri juga sedikit keluar. Beberapa inkonsistensi lainnya juga ada. 

Mengenai konten yang diposting oleh akun Facebook ini, tampaknya tidak ada aktivitas posting manusia biasa, detail hobi, atau minat. Akun tersebut tampaknya ada semata-mata untuk tujuan memposting konten yang mengkritik kemerdekaan Papua Barat.



Namun, ada tanda-tanda bahwa beberapa akun Facebook yang diidentifikasi mungkin memiliki pemilik sebelumnya. Beberapa memiliki sejumlah besar pengikut pengguna manusia, dan beberapa memiliki foto sampul asli (ini telah dikotak-kotak untuk tujuan privasi). Ini mungkin menunjukkan bahwa akun ini telah diretas atau dibajak.

Dan berikut ini. 


Infografis tampaknya menjadi sarana standar untuk memperkuat pesan jaringan di seluruh Facebook. Semua akun yang kami temukan tampaknya membuat postingan dengan grafik yang merinci sentimen anti-kemerdekaan pada satu tahap atau lainnya. Terkadang, mereka juga tertaut ke url umum. Lihat di bawah untuk contoh riwayat posting gambar dari satu akun. 


Salah satu ciri baru yang terlihat di jaringan ini adalah penggunaan postingan berbahasa Belanda dan Jerman untuk memperkuat konten, serta bahasa Inggris. Jaringan yang kami temukan pada tahun 2019 terutama menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi.

Jaringan Facebook baru juga berusaha menandai kota-kota di Belanda, kemungkinan dengan harapan dapat mendukung minat pada konten yang terkait dengan lokasi tersebut. Misalnya, sejumlah kota di Belanda diberi tag pada pos otonomi khusus di bawah ini. 





 



Ada penggunaan berulang dari taktik ini di seluruh jaringan Facebook. Di bawah ini adalah contoh lain yang menggunakan tag kota dan kota kecil yang sama di Belanda.

Postingan di atas dibuat oleh sejumlah halaman Facebook yang mengaku sebagai sumber berita. Akun-akun ini juga umumnya memposting infografis yang sama dengan yang diposting oleh banyak akun lain di jaringan serta tentang topik kemerdekaan Papua Barat dan masalah otonomi khusus.

Tangkapan layar dari postingan terbaru yang menunjukkan infografis tersebut dapat dilihat di bawah ini. 


Jaringan Diidentifikasi di Instagram

Sekali lagi gaya akun yang sama seperti yang terlihat di Twitter dan Facebook hadir di Instagram. Akun-akun ini mem-posting-silang infografis yang sama yang terlihat di jaringan sebelumnya, serta menggunakan gambar profil yang dibuat GAN.

Gambar di bawah menunjukkan aktivitas posting tujuh akun dengan gambar profil GAN ​​di Instagram. Tampaknya infografik dengan sentimen anti-kemerdekaan adalah semua akun yang diposting.


 

Melalui alat pengembang di Google Chrome dimungkinkan untuk mengakses gambar profil Instagram ukuran penuh untuk pemeriksaan lebih dekat. 

Di bawah ini adalah galeri ubin dari pilihan gambar profil yang dikumpulkan dari Instagram. Sekali lagi, mata tampaknya memberikan petunjuk tentang keasliannya.


Sekali lagi, proses yang sama diterapkan untuk mengidentifikasi gambar buatan. 


Untuk lebih jelasnya, penelitian kami juga menemukan profil Instagram mencurigakan lainnya yang memposting infografik yang merinci sentimen anti-kemerdekaan yang tampaknya menunjukkan selebriti, karakter anime, atau gambar yang diambil dari tempat lain di slot gambar profil. Kemungkinan besar akun-akun ini juga palsu.

Bukti Amplifikasi Jaringan Melalui YouTube

Ada juga bukti yang menunjukkan bahwa YouTube mungkin digunakan untuk memperkuat konten jaringan.

Situs web papuanlivesmatter terhubung ke berbagai akun media sosial terkait. Salah satunya adalah saluran YouTube situs tersebut.


Saluran tersebut berisi konten yang serupa dengan yang ditemukan di platform sosial lainnya, menjelaskan mengapa Papua Barat lebih baik sebagai bagian dari Indonesia dan klaim disinformasi dari separatis Papua Barat.

 


Ironisnya, video tersebut memilih aktivis hak asasi manusia tertentu seperti Veronika Koman , yang mengklaim bahwa mereka “memprovokasi dan menyebarkan hoax untuk kepentingan pribadi dan kelompok mereka”.

Dua akun YouTube lainnya (di bawah) diidentifikasi mengupload konten serupa. Mereka menggunakan nama-nama barat di profil mereka dan unggahan mereka terutama berisi video pendek tentang Papua Barat di bawah pemerintahan Indonesia, manfaat otonomi khusus bagi Papua Barat dan, sekali lagi, upaya untuk mendiskreditkan para pencari kemerdekaan.


 

Banyak dari laporan video tersebut memiliki ciri desain grafis, gaya, subtitle dan konteks yang serupa dengan video yang terlihat pada operasi pengaruh yang berfokus pada Papua Barat di masa lalu.

Di bawah ini adalah serangkaian video detail screengrab yang diidentifikasi tahun lalu oleh Bellingcat

 


Kita dapat melihat gaya serupa di video yang lebih baru, di bawah, banyak di antaranya memiliki pencitraan merek "Komunitas Papua yang Lebih Baik",

Beberapa dari video ini juga ditampilkan di situs web papuanlivesmatter yang secara teratur ditautkan oleh akun Twitter dan Facebook tidak autentik yang disebutkan di atas.


 


Beberapa video YouTube baru-baru ini juga diberi judul dalam bahasa Belanda, kemiripan yang mencolok dengan postingan yang dibuat di Twitter dan Facebook yang telah dirinci sebelumnya.

Seperti akun Facebook, Twitter, dan Instagram yang kami dokumentasikan, video ini tampaknya berdampak sangat kecil. Beberapa telah menghasilkan kurang dari 10 tampilan. Namun, mereka menunjukkan bahwa cukup banyak waktu telah dihabiskan untuk mendukung konten yang telah dirancang untuk diperkuat oleh jaringan ini.

Identifikasi Situs Web Pusat

Seperti yang terlihat pada platform di atas, khususnya Twitter dan Facebook, jaringan ini terhubung ke satu situs khususnya, papuanlivesmatter.com 

 

Menurut detail pendaftaran situs, domain dibuat pada 22 Juni 2020.

Terlepas dari privasi detail pendaftaran domain, detail pendaftar data terdaftar di Yogyakarta, Indonesia. Meskipun belum pasti, ini mungkin menunjukkan asal dan lokasi jaringan.

Tampaknya juga tidak ada detail kontak untuk situs web itu sendiri, dengan tab "kontak" yang tertaut ke situs web daripada alamat email atau formulir yang akan menghubungkan pengguna web dengan mereka yang menjalankan situs.

Apa yang tampak jelas dari semua bukti di atas adalah bahwa operasi informasi baru yang menargetkan kemerdekaan Papua Barat dengan narasi pro-Indonesia telah beroperasi di jejaring sosial utama dalam beberapa bulan terakhir.

Meskipun dampak jaringan sejauh ini kecil, penggunaan gambar profil pengguna yang tidak autentik memisahkannya dari operasi sebelumnya serta penggunaan bahasa Belanda dan Jerman serta penandaan kota-kota Belanda di postingan Facebook.

Apakah perusahaan media sosial dapat menyelidiki lebih lanjut menggunakan data backend untuk mengidentifikasi dan mengaitkan dengan orang atau organisasi yang bertanggung jawab masih harus dilihat.(Kgr) 

[translated copy by:Kristian Griapon/ source media https://www.bellingcat.com/news/2020/11/11/west-papua-new-online-influence-operation-attempts-to-sway-independence-debate]/


Entri yang Diunggulkan

    MELIHAT DASAR   KONFLIK WILAYAH PAPUA BARAT   Oleh: Kristian Griapon, September 6, 2024. Pengantar: Era teknolgi digital memba...